Sabtu, 22 November 2014

EQUALITY IN ISLAM



EQUALITY IN ISLAM
For English Assignment
Lecturer : Dewi Ulya Mailasari, S.S., M.A



Complied by        :
Muhamad Zulfar Rohman                  : 312024
M Khoirus Sholihin                             : 312025
M. Abdul Basar Amrullah                  : 312026
Rofiqul Anam                                     : 312027


STATE COLLEGE OF ISLAMIC STUDIES
KUDUS
Kesetaraan dalam Islam
Islam memperhatikan kesetaraan semua manusia. Tidak ada perbedaan antara mereka baik karena Ras, Warna kulit dan Bahasa. Semuanya menjadi satu keluarga dan datang dari satu asal
Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan sebelum Islam datang ke semenanjung Arab, setiap suku memperhatikan semua anggotanya agar lebih unggul daripada suku yang lain, dan ini menjadikan hidup sangat sulit diantara mereka. Mereka tidak setuju dengan kebaikan yang lain, dan mereka mamimpin sebuah kehidupan yang sulit. Ada peperangan yang sangat sengit secara terus-menerus di antara suku-suku arab karena kecenderungan tingkah laku mereka dengan yang lain.
Ketika Islam datang, Islam memajukan langkah kedepan untuk memperbaiki perilaku orang-orang arab dan membuat mereka sadar akan persaudaraan dengan orang lain. Orang-orang miskin dan suku-suku sederhana cepat untuk mengikuti Nabi karena mereka melihat dalam Islam ada harapan untuk memimpin kehidupan yang baik, dari Islam mereka mendengar sesuatu yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya. Suara yang mereka dengar memberi mereka harapan bahwa orang-orang bisa hidup setara dengan makluk.
Tapi diwaktu yang sama mereka menerima Islam sebagai suatu alasan untuk memimpin suku-suku sebagai sasaran untuk memanggil Nabi, karena itu merupakan suatu hal yang sulit bagi mereka untuk percaya bahwa orang-orang lemah sebagai saudara mereka.
Nabi sendiri menekankan ini dengan tindakan dan perilakunya, dengan memperlakukan kesetaraan antar umat manusia, bahkan budaknya.
Ada cerita yang menarik tentang ini. Itu berhubungan dengan istri nabi, Khadijah mempunyai budak bernama Zaid, yang mana dia memberikan kepada Nabi untuk membantunya dengan keadilan pribadinya. Nabi memperlakukannya seperti anaknya sendiri, dan semasa muda tidak pernah membiarkan dia sebagai seorang budak. Berdasarkan peraturan Arab sebelum Islam, ketika peperangan tiba-tiba terjadi antara dua suku pemenangnya dapat mengambil perempuan dan anak-anak dari yang kalah untuk dijadikan budak. Zaid menjadi salah satu budak dari peristiwa tersebut, dan dia berpindah dari tangan satu ke yang lainnya sampai akhirnya dia sampai pada tangan Nabi. Ayah dan pamannya mencarinya kemana-mana. Dan akhirnya mereka menemukan bahwa dia berada di mekah dengan Nabi Muhammad, dan mereka pergi ke mekah dan meminta kepada Nabi untuk mengembalikan Zaid kepada mereka.
Mereka menawarkan apapun yang nabi inginkan sebagai pertukaran atas anak tersebut.ketika nabi mendengar hal ini,  beliau memanggil Zaid kepadanya dan berkata: “ ini ayah kamu, dan ini paman kamu”.
Zaid mengakui mereka, dan berkata dia tahu siapa mereka. Nabi berkata : jika kamu ingin pergi dengan mereka, kamu bebas untuk pergi, dan jika kamu ingin tinggal, kamu juga boleh untuk tinggal. Nabi memberikan pilihan kepada anak tersebut, dan apa yang dijawab Zaid mengejutkan ayah dan pamannya: “tidak akan ada seseorangpun yang lebih saya sukai kecuali anda, tidak juga ayah saya”
Ayah dan pamannya terkejut dan marah, dan berkata:
“apa yang kamu katakan, Zaid, apakah kamu lebih suka menjadi budak daripada bebas?”
“tidak,” kata Zaid, “tapi tidak ada orang yang memperlakukanku seperti perlakuan nabi kepadaku!.’
Ketika nabi melihat itu, beliau merasa ingin menyenangkan hati ayah dan paman Zaid, lalu beliaupun keluar menemui masyarakat dan mengumumkan bahwa Zaid adalah bukan budak beliau, tetapi dia adalah putra Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Hal ini mengajarkan kepada kita suatu sistem baru yang diperkenalkan oleh Nabi kepada masyarakat Arab, dengan kesetaraan bagi tiap manusia, tidak peduli suku ataupun warna kulitnya.



                                                                                                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar